Saya menyukai keteraturan. Dalam bermasyarakat, keteraturan menunjukkan pengendalian dan disiplin diri yang elegan. Tidak menerobos lampu merah, tidak membuang sampah di jalan, dan budaya antri. Hal-hal kecil yang seharusnya sudah (tapi ternyata belum) menjadi budaya kita sehari-hari. Keteraturan menjaga hak yang kita miliki tanpa melanggar hak sama yang dimiliki orang lain.
Membuat saya tersenyum
Melihat keteraturan didukung oleh pihak yang mengelola tempat-tempat umum sudah pasti jadi hal yang positif. Banyak tanda-tanda ditempel–misalnya di pusat perbelanjaan–yang mengingatkan kita untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengantri saat membayar di kasir. Tanda-tanda juga dipasang untuk menyampaikan saran-saran keselamatan seperti peringatan untuk menjaga anak kecil saat menaiki eskalator. Kepedulian untuk membudayakan keteraturan dan keselamatan di tempat umum. Nice. Membuat saya tersenyum.
Yang membuat saya tertawa
Begitu melihat tanda ini saya tertawa (secara harfiah), membuat orang-orang di sekeliling saya menoleh heran (dan mungkin jadi sedikit lebih awas ^^). Antri dari depan, lengkap dengan “mohon plus tanda seru”. Tentu tanda ini maksudnya agar pengunjung membuat antrian di depan kasir dan bukan di samping tapi kalau membayangkan esensinya itu saya gak bisa menahan geli.
Saat akan keluar, saya kembali dibuat geli. Betul, semua peringatan ada maksud baiknya tapi orang yang menganggapnya terlalu serius mungkin akan memilih naik tangga. 🙂