Other things may change us, but we start and end with family.
Anthony Brandt
Rambling hari ini adalah soal big family, keluarga besar. Bukan keluarga inti “ayah-ibu-anak”, bukan “ayah-ibu-banyak anak plus kakek-nenek” tapi “ayah-ibu-anak plus kakek-nenek dari great-grandparents sampe anak cucu-cicit-buyut”, dari “sepupu-sepupu yang sering nginep bareng” sampai “om dan tante yang namanya baru dengar tadi”.
Menjadi bagian dari sebuah keluarga besar mirip dengan memesan sebuah “paket-jumbo-super-lengkap-semua yang kau butuhkan ada di sini“. Kalau diibaratkan makanan, mereka datang dengan berbagai macam warna, ukuran dan rasa; sebagai individu, mereka hadir dengan seluruh keunikan sifat mereka masing-masing. Keunikan tiap individu ini secara kasar bisa disummary jadi keunikan sikap setiap keluarga yang lebih kecil di dalamnya dan tiap keluarga inti inipun akhirnya punya berbagai “reputasi sikap” dalam keluarga besar.
The bonds that links your true family is not one of blood, but of respect and joy in each others life. Rarely do members of one family grow up under the same roof.
Richard Bach
Keluarga besar juga bukan artinya semuanya tinggal di bawah satu atap atau bertemu tiap hari. Tiap keluarga menjalankan rutinitas kesehariannya tapi juga tidak pernah putus kontak atau kabar. Selalu ada saat di mana tiba-tiba telpon berdering tuk sekedar “say hi“, kunjungan-kunjungan tak terjadwal saat kebetulan lewat atau kunjungan-kunjungan rutin di akhir pekan. Hubungan masing-masing keluarga juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh masing-masing reputasi yang melekat.
Kalau sudah bicara soal pribadi dan sikap-watak puluhan manusia yang bertemu dalam satu lingkaran, yang namanya beda pendapat pasti ada. Tidak jarang ada juga yang membawa perbedaan pendapat ini ke level yang lebih tinggi; family feud. Biasalah… Tapi ada satu fenomena yang aku lihat sebagai suatu hal yang keren yaitu pada saat ada “pihak luar” yang mencoba mengusik, misal; menjelekkan nama keluarga. Seketika semua berubah. Family feud…? Family feud apa?
I think people that have a brother or sister don’t realize how lucky they are. Sure, they fight a lot, but to know that there’s always somebody there, somebody that’s family.
Trey Parker dan Matt Stone
Keluarga tetap keluarga. Seperti efek Jenova Cells yang memanggil clone-clonenya tuk Reunion, semua anggota keluarga bakal terpanggil dan bersatu. Sebuah keluarga jadi layaknya satu tubuh yang utuh. Sapulah kaki dan tangan akan reflex menahan jatuh. Masalah sebesar apapun yang terjadi antar keluarga dalam sebuah big family akan terbukti ternyata “tidak sebesar itu”. Sebuah keluarga selalu memiliki ikatan emosional yang kuat walau kadang perlu situasi-situasi tertentu untuk bisa memperlihatkannya. Sedikit banyak hal ini membuat kita merasa tenang dan memberi kita penyadaran bahwa lineage keluarga yang luas tidak berarti terpisah. Di dalam keluarga besar, pengalaman yang diterima satu orang/keluarga bisa menjadi pengalaman untuk dibagi pada semua orang. Of course, tiap orang dan keluarga tentu punya urusan dan masalah masing-masing. Tiap orang atau keluarga juga memiliki prosedur masing-masing dalam menjalankan urusan atau mencari solusi masalah. But for the peace of mind, kita tau bahwa mereka akan selalu ada untuk membantu.
Keluarga besar tidak juga harus selalu berarti satu darah atau keturunan. Skenario yang serupa juga bisa tercipta dalam lingkungan lain seperti dalam neighborhood dan tempat kerja. Setiap orang yang berada di dalamnya adalah orang yang beruntung. Cause when the going gets tough, liat ke belakang. They have your back.
Yang memiliki keluarga besar harus merasa bersyukur. Aku bersyukur.
Keluarga besar; semua hal dalam satu kemasan spesial. 😉